
Seperti yang diketahui, banyak perusahaan otobus (PO) menyediakan fasilitas kepada penumpang cukup lengkap seperti layar hiburan, termasuk colokan USB untuk mengecas ponsel.
Fasilitas tersebut bisa dinikmati oleh setiap penumpang, artinya tersedia di setiap kursi. Bila jumlah kursi 20 sampai 40 maka bisa terbayang ada rangkaian kelistrikan cukup kompleks di balik kemewahan interior kabin bus tersebut.
Sumarno, Teknisi Hino Demak mengatakan, larangan mengecas power bank di dalam kabin bus diberlakukan karena alasan keamanan.
“Bukan berarti sekali mengecas power bank langsung terjadi kebakaran, larangan tersebut merupakan langkah antisipasi demi mencegah terjadinya risiko kebakaran,” ucap Marno kepada Kompas.com, belum lama ini.
Marno mengatakan, semakin sedikit perangkat yang dicas melalui colokan USB di dalam kabin bus secara bersamaan, maka beban kelistrikan semakin kecil dan menjauhkan dari risiko kebakaran.

“Beban kelistrikan menjadi lebih ringan, selain itu memang kebanyakan desain colokan USB di kabin bus disediakan untuk ponsel, sehingga belum tentu mampu menahan beban lebih besar,” ucap Marno.
Menurut Marno, kabel pada setiap rangkaian listrik akan mengalami overheating bila menerima beban berlebihan. Seperti ketika terjadi korsleting, arus listrik yang mengalir berlebihan, panas dan akhirnya terbakar.
Selain beban listrik, Marno mengatakan, tidak semua produk power bank yang beredar di pasaran memiliki pengaman. Sehingga, bila kualitasnya jelek bisa membahayakan penumpang di dalam kabin bus.
“Kebakaran di dalam kabin bus akan cepat menyebar, selain ruang tertutup, bahan interior kabin kebanyakan mudah terbakar seperti viber, karet, busa, bludru dan sebagainya,” ucap Marno.
Power bank, menurut Marno juga merupakan perangkat elektronik yang bisa meledak ketika terjadi overcharging seperti baterai dan aki.
Ajiz, Sopir bus Unicorn Indorent mengatakan, desain colokan USB pada kabin bus terbilang sederhana, sehingga bila tidak dalam kondisi darurat sebaiknya dihindari, terlebih lagi untuk mengecas power bank.
“Mengecas ponsel atau power bank lewat colokan USB tidak bisa memutus arus listrik secara otomatis ketika baterai sudah penuh, sehingga rawan terjadi overcharging, risikonya panas dan terbakar,” ucap Ajiz kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Menurut Ajiz, charger dengan adaptor atau bagian kepala, lebih aman karena memiliki desain khusus. Sementara pada kabin bus hanya tersedia colokan USB, sehingga kemampuannya terbatas.